Nikmat #1

📷 : Tumblr

Salah satu nikmat yang sangat berharga yang diberikan Allah azza wa jalla ialah berada diantara mereka; kawan-kawan yang shalihah.

Betapa tidak, setiap pembicaraan tidak lepas dari ilmu dan dalil dengan berlandaskan kitab-kitab para ulama yang sedang dikaji, ya benar saja kami senang berdiskusi. Berdiskusi adalah kegiatan yang paling seru nan membara rasa semangat didada ketika kami berkumpul, masyaaAllaah ya. Salah seorang kk diantara kami yang memiliki ilmu yang lebih daripada kami, tak segan membagikan ilmunya kepada kami.

Tentu dengan kami yang merayu, agar beliau mau muraja’ah ilmunya kepada kami. Terutama perbincangan-perbincangan sensitif para jomblowati, ya perkara apalagi kalau tidak prihal jodoh atau poligami. Mungkin kebanyakan orang benci atau tidak mau berbicara terkait “poligami”. Namun tidak bagi kami, selagi itu perkara yang mulia yang disyariatkan itu sama saja dengan sunnah-sunnah lainnya yang musti dihidupkan, apalagi ditengah fitnah dan kebencian terhadap poligami.

Tidak ada rasa berat dalam diri kami ketika membahasnya, malah diantara kami sangat excited ketika sudah membahas mengenai poligami, bahkan kami berandai-andai dengan mencalonkan dirinya hendak menjadi saudari madu yang ini atau yang itu, menjadi yang pertama, kedua, ketiga atau keempat atau juga mau menjadi yang disambut atau menyambut, MasyaaAllaah..

Begitulah ketundukan mereka terhadap dalil dan kegigihannya dalam menghidupkan sunnah, jika ditakdirkan semoga Allah ta’ala menghadiahkan syurga. Tentu, bukan itu yang kami prioritaskan dalam berdiskusi, hehe hanya selingan saja ketika ingin bercanda. Bahwasannya ilmu yang pertama kali yang wajib dipelajari ialah Ilmu Tauhid. Lalu aqidah, fiqh, manhaj atau ilmu berumah tangga🌻

Akhir paragraf, berada diantara teman yang shalihah membuat diri akan senantiasa bercermin karena diri sangat pandai meniru. Membuat diri jadi memperbaiki diri, terobsesi dengan kebaikan, dengan akhlak dan amal shalih mereka. Oleh karenanya, mengapa tidak untuk tetap menggenggam tangannya ketika merasa imanmu meningkat ketika disampingnya atau ilmumu bertambah ketika mendengarkannya.

Peganglah mereka erat-erat, karena bahagia yang kau rasa ini tidak hanya didunia, namun juga agar saling memberi syafaat biidznillaah; berkumpul bersama di Syurga Allah ta’ala.💕 -Aamiin.

_______

✏TeruntukAkhwatyfillaah

#Mahabbah

#Kisah

#Ukhuwahfillaah

Hikmah #1

Kita tidak bisa memilih untuk menetap dimana ataupun untuk dilahirkan dirahim yang mana. Semua yang terjadi bukanlah kehendak kita, melainkan tlah Allaah ta’ala perhitungkan dan itu tentu yang terbaik untuk kita, jika kita bisa memilih lalu apa gunanya ujian? Tidaklah semulus itu jalan seseorang yang mengaku dirinya muslim, hendaklah kita tetap bersabar diatas takdir yang sudah Allaah beri entah lingkungan ataupun keluarga yang tidak sepaham dengan kita. Tidaklah ujian diberikan karena engkau mampu, mampu mengajak dan menasehati mereka sesederhana mengajaknya untuk sholat misalnya.

Jangan paksakan diri agar mereka sepaham hingga melupakan kewajibanmu juga untuk berbuat baik terhadapnya, karena hal itu bukan lagi tugasmu, berdo’a dan bertawakal saja kepada Allaah ta’ala, DIA yang mengatur sekelumit kehidupan ini termasuk yang memberi kebaikan berupa hidayah kepada hamba yang dikehendaki.

Jadikan hal tersebut sebagai ladang pahala, tetaplah bersabar. Mungkin dari engkaulah jalan kebaikan itu mampu diterima, tiada yang bisa menyangka entah dari lisan baik kita, perbuatan kita atau kebaikan sesederhana itu namun mampu menjadikan mereka termotivasi dengan izin Allaah ta’ala tentunya mereka meraih kebaikan tersebut. Ada banyak jalanNya untuk hambaNya yang benar-benar serius berjalan kearahNya, tak perlulah kita pikirkan bagaimana ini dan itu, yang terpenting jalani saja sebagaimana ia berjalan.

Tak ada yang salah, kau hanya hamba Allaah ta’ala ikutlah aturanNya, yang salah jika malah berputar balik dari kebaikan yang sudah Allaah titipkan. Peganglah erat-erat, hiasi dirimu terus dengan Ilmu dan amal. Karena sejatinya tiadalah Allaah ta’ala pahamkan hambaNya ilmu agama melainkan Allaah ta’ala mengkhendaki darinya kebaikan. Ujian tentu berbeda-beda, namun jangan salah dalam menilai ujian, sesepele apapun ujian pasti ada prosesnya, dalam proses terdapat kebaikan dan kebaikan itu pasti Allaah ta’ala akan membalasnya walau sebesar biji sawi.

#DuniaSementara

#AkhiratSelamanya

Pict from

#Waktu Luang

Sudah tiba waktu liburan, waktu yang di idam-idamkan dari Mahasiswa yang tersibukkan tugas kuliahnya akhirnya terwujud sudah. Namun saya sempat berfikir ketika libur nanti apa yang saya harus lakukan? Bagaimana kondisi iman saya? Apa saya mudah untuk pergi ke majelis ilmu?

Disatu sisi saya tidak tersibukkan lagi dengan dunia, bukannya itu bagus? Saya bisa lebih khusyuk mempelajari ilmu agama melalui majelis-majelis ilmu ataupun menonton live streaming kajian di media sosial. Namun ekspektasi saya tidaklah semudah itu ia menjadi realita.

Benar, saya memiliki banyak waktu luang kini setelah waktu sempit bersama tugas kuliah, namun ternyata mempunyai waktu luang juga mempunyai peluang untuk melakukan perbuatan sia-sia bahkan bermaksiat. Tidak mudah ternyata, ketika niat hati ingin melakukan kebaikan ada saja yang menbuat diri tersibukkan dengan hal yang sia-sia.

Syaiton membuat kita tersibukkan dalam waktu luang entah waktu itu hanya untuk menggunakan gadjet dengan berlebihan walau dalam kebaikan namun masalah ibadah tentu tidak ada yang online bukan, ada yang sibuk menonton drama korea, dan ada yang sibuk pergi jalan-jalan bersafar ria tanpa mahramnya. Namun yang paling diri ini disedihkan ialah harus pulang ke kampung halaman bukan masalah rumah, tentu itu adalah jalan birrul walidain untuk dapat berbakti kepada orang tua selama dirumah, tapi itu bukan masalahnya namun dalam masalah ini saya tidak bisa leluasa untuk pergi ke majelis ilmu. Disanalah tempat kegalauan melanda diri disaat musim liburan, karena tidak bisa dinafikkan selama berada dirumah pasti ada masa futurnya dan ketika futur tiadalah obatnya melainkan salah satunya pergi ke majelis ilmu dan bertemu dengan kawan-kawan yang shalihah.

Ada 2 Nikmat yang manusia sering tertipu dengannya yakni Nikmat Sehat dan Nikmat waktu luang. Waktu luang adalah nikmat yang menggembirakan, betapa tidak ia bisa melakukan apa saja yang ia mau. Lalai, lupa bahkan bermaksiat pun menjadi peluangnya.

Allah subhanahu wata’ala berfirman : “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. [Al-‘Ashr/ 103: 1- 3]

Allah telah bersumpah dengan Masa, MasyaaAllah. Begitu pentingnya nikmat waktu luang yang diberikan kepada manusia agar ia dapat menggunakannya untuk beribadah kepadaNya dan mengerjakan kebajikan. Disinilah ujian untuk manusia, siapa yang paling bersungguh-sungguh dalam mengerjakan amal shalih yang merupakan medan perlombaan manusia dalam ketaatan kepadaNya.

Sangat diwanti-wanti untuk manusia meninggalkan perbuatan yang sia-sia karena diberikannya nikmat untuk dipertanggung jawabkan kelak di Akhirat, Salah satunya nikmat waktu luang, untuk apa kau gunakan?

Semoga kita dapat menahan hawa nafsu dari melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat bahkan menimbulkan dosa. Pergunakan dengan sebaik-baiknya Nikmat waktu luang, sebelum nikmat tersebut dicabut olehNya, penting juga untuk menghisab diri kita masing-masing sebelum Allaah azza wa jalla yang menghisabnya. Allahul musta’an.

—-Seuntai nasihat mengenai waktu luang yang lebih dominan dituju kepada Penulisnya.—-

Dariku manusia yang tak luput dari dosa.🍂

#Mindset Jahiliyah

Syaikh Al-‘Allamah Sholih Al-Fawzan, “Semestinya yang dilakukan oleh orang-orang yang berakal sehat adalah melihat apa yang dibawa oleh Rosulullah ﷺ lalu membandingkannya dengan apa yang diajarkan oleh nenek moyang mereka agar menjadi jelas mana yang haq dan mana yang batil. Akan tetapi jika mereka menutup diri dengan dalih, “Kami tidak akan menerima kecuali yang sesuai ajaran nenek moyang kami dan kami tidak mau menerima apa-apa yang menyelisihinya”, maka ini bukanlah perbuatannya orang-orang yang berakal, lebih-lebih lagi bagi yang menginginkan dirinya keselamatan.

Saat ini banyak sekali para penyembah kuburan apabila mereka dicegah dari mengkeramatkannya mereka beralasan, “Tradisi ini sudah berjalan sejak dulu di negeri ini, banyak orang yang melakukan dan ini sudah berlangsung lama”.

Begitupula dengan orang-orang yang membikin perayaan maulid padahal tidak dicontohkan oleh Nabi ﷺ dan para shohabat. Apabila dinasehati dan diingatkan bahwa perayaan itu adalah mengada-ada dalam Islam maka mereka beralasan, “Perayaan ini sudah dilakukan oleh orang-orang sebelum kami, kalau sekiranya ini batil tentu mereka tidak akan melakukannya.” Alasan seperti ini sama seperti yang diucapkan oleh masyarakat di masa jahiliyah.

Dengan demikian, ukuran kebenaran bukanlah berdasarkan pendapat orang, akan tetapi berdasarkan apa yang dibawa oleh Nabi ﷺ. Setiap orang bisa benar dan bisa salah, sedangkan ajaran yang dibawa oleh beliau ﷺ sudah terjamin kebenarannya maka kewajiban bagi kita adalah mengikutinya.

Allah tidak mewakilkan kita kepada orangtua kita dan nenek moyang kita. Kalau sekiranya apa yang menjadi tradisi orangtua dan nenek moyang itu telah mencukupi kita maka tidak perlu lagi mengikuti ajaran yang dibawa oleh para Rosul ‘alaihimussholatu wassalam ketika Allah mengutus mereka di tengah-tengah manusia.” (Syarh Masa’il Jahiliyyah 64-65 secara ringkas)

📎Re-post https://t.me/manhajulhaq

#Wanita dan Bunga🌸

Wanita identik dengan bunga, karena seolah-olah menafsirkan dirinya seperti bunga.

Bunga tidak sembarang bunga yang ada di tepi jalan, dibiarkan begitu saja tak ada pemilik, bebas dipegang siapa saja dimainkan hingga akhirnya layu, namun Bunga yang satu ini Bunga yang senantiasa dijaga, dirawat hingga ia mekar nan indah oleh pemiliknya dimana tak sembarang orang dapat sentuh, ia berpagarkan duri dan pemiliknya tentu akan menjaganya dari orang-orang jahil, ia rawat dengan sangat menyayangi bunganya.

Sesederhana itu inginnya wanita, indah seperti bunga untuk pemilik yg benar-benar merawat dan menjaganya dengan baik.💐

📸Tumblr

#KataAy

-Mataram

Kasih Sayang Allaah Azza Wa Jalla❤ #Surah An-Nur

Seusai shalat maghrib, ada sosok perempuan yang tengah duduk bersimpuh sembari membuka lembaran mushaf ia membacanya dengan penuh khidmat lalu mencoba mentadabburinya, hingga pada surah An-Nur tersentuhlah batinnya sedalam-dalamnya dengan kalimat dari Rabbnya itu, salah satu dari ayatNya disana mengunggah mata hati nya hingga terguyur deras air matanya jatuh membasahi mukena putih kesayangannya.

Dalam surah An-Nur ayat 35 Allaah Subhanahu wata’ala berfirman yang Artinya :” Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, dan tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Maha Benar Allah dalam segala firman-Nya. MasyaaAllah, ayat tersebut merupakan salah satu curahan betapa besar kasih sayang Allah kepada hambaNya, kalimat demi kalimat-Nya terpoles indah dalam buaian karunia dan rahmatNya. Betapa tidak hamba yang penuh khilaf terkadang lupa kepadaNya, hatinya menjadi terkikis sesakit-sakitnya betapa menyesalnya dia, merasa hati yang ia punya tertutup selama ini. Inilah sakit hati yang sebenarnya tatkala hati yang buta dari kasih sayangNya dan tatkala hati yang keras dari mengingat akan Karunia dan Rahmat Allah.

Sungguh, tiada mampu terangkai kata untuk mengungkapkan betapa hati sangat menyesalkan semua waktu yang terbuang sia-sia. Inilah akibatnya ketika diri terlalu meminta kasih sayang hamba hingga mengemis demi menjadi yang terkasih dari manusia, namun lupa selupa-lupanya akan kasih sayang Allah yang selalu tercurah setiap harinya.

Dalam setiap perkataan maaf , setiap khilaf, setiap taubatan yang tak henti-hentinya kau ulangi kesalahan terus menerus mungkin jikalau sosok manusia yang dihadapi sudah pasti ia akan meninggalkanmu, namun DIA? Sama sekali tidak mengurangi rasa kasih sayangNya kepadamu, bagaikan cahaya yang tidak menembus tembok betapa sinaran cahayanya untuk menjadi besar sangatlah DIA jaga hanya untuk hamba yang dikehendaki-Nya.

Adakah hati kita tidak terseok menghayatinya? Adakah hati kita tidak sakit? Adakah penyesalan dan maaf tidak keluar dari air mata? Jika tidak, patutnya tanyakan ulang pada hatimu, kepada siapa lagi yang akan melindungimu, siapa lagi tempatmu akan kembali jika seluruh makhluk tidak bisa lagi untukmu bersandar dan kepada siapa lagi tujuan hidupmu? Jika bukan hanya kepada Allaah tempatmu kembali pada akhirnya.

Semoga setelah membaca tulisan ini hati menjadi tersadarkan hingga tiada lagi hati yang menyesal, tiada lagi hati yang luput dari mengingat-Nya, dan tiada lagi hati yang luput dari bersyukur akan curahan Rahmat dan Kasih sayang-Nya kepada kita selama ini.💦🌹

Mataram, 14 April 19


Hamba Allah🌼

Jangan Lupa Bersyukur #Nikmat&Ujian

Hidup dengan ujian akan terasa nikmat, jika kita tetap bersyukur atas segala yang diberikan Allaah sesederhana penangguhan waktu untuk memperbaiki diri misalnya betapa nikmat hidup dengan iman yang masih menempel dalam hati sanubari merupakan nikmat yang luar biasa namun kerap terlupakan.

Bersyukurlah terhadap apa-apa yang Allaah tlah berikan, tak usah hiraukan nafsu yang menuntut ini dan itu hanya membuat diri lalai bahkan kufur dari nikmat Allaah. Walau sederhana namun syukurilah, Allaah akan menambahkan nikmatNya kepadaMu.

Demikian pula mengenai Ujian, sudah menjadi Sunnatullaah setiap hamba-Nya akan diuji, ujian yang datang kepada manusia yang menyatakan dirinya muslim dengan syahadat dimana dia terikat didalamnya, maka janganlah berputus asa, sedih bahkan mempertanyakan keadilan Allaah akan ujian yang terasa berat dihadapi

Sungguh Allaah tiada pernah salah dalam memilih pundak, Kita mampu, pasti mampu, sesuai kadar keimanan kita; Bersyukurlah, lihatlah selalu kebawah sana ada banyak ujian seseorang yang lebih berat dari kita, ada banyak mereka yang tidak seberuntung kita. Lihatlah, jangan melulu melihat keatas karena kepuasan manusia tak pernah ada habisnya.

Adanya ujian, Allaah ingin menilai seberapa tinggi kah tingkatan iman kita untuk tetap tabah dan bersabar menghadapi Ujian dariNya. Oleh karenannya, dekatkanlah dirimu kepadaNya InsyaaAllaah ujian akan terasa nikmat. Yakinlah, kau tidak sendiri dalam hal ini. Ada Allaah yang lebih dekat dengan urat nadimu, ada sajadah tempatmu bersujud dan ada Shalat yang membawa ketenangan pada hatimu. Biiznillaah, insyaaAllah.

Jangan Lupa Bersyukur:)

Alhamdulillaahiladzi bini’mati tatimushalihaat


Dunia, 28/03/19

Pengambilan Tiket Keabadian #Ajal

Jarak tidaklah selamanya terdifinisikan jauh yang dimana terhentai antara lautan dan samudra dengan berkilo-kilo bahkan bermil-milnya, namun dalam hal ini sejatinya jarak diartikan mengenai kesiapan dari menerima segala ketentuanNya; mengenai penangguhan waktu yang diberikanNya untuk kita siap menerima. Menerima segala ketetapan hingga pada akhirnya tiada lagi penerimaan yang diberikan.

Seperti halnya Ajal dimana jarak seorang hamba dengan kematiannya sangat dekat, bahwa tiada yang mengetahui sedekat apa jarak itu melainkan Allaah. Dan sejatinya kita semua sedang dalam proses mengantri, mengantri untuk mengambil tiket keabadian setiap makhluk yang bernyawa, sehingga dalam perjalanannya itulah ketetapan-ketetapan yang sudah dituliskan untuk kita beratus-ratus tahun jauh sebelum kita ada, di lauhul mahfudznya diberikan hingga tiada lagi jarak yang dilukiskan dari kita dengan loket tiket, ambillah tiketnya.

Pertanda kembalinya kita, kembali pada tujuan yang sebenarnya. Sebagai abdullaah untuk hidup dalam keabadian selamanya; Akhirat nama tempatnya dan Ajal nama tiketnya.

Mengingat Mati


Bumi, 28/03/19

Jiwa-jiwa yang diakrabkan #Iman

Wahai jiwa-jiwa abdi yang di-akrabkan iman, pertemuan denganmu menjadi suatu kenikmatan sebagai salah satu cara menjembatani syurga dimana syurga itu terasa dekat ketika denganmu, seketika dunia tak lagi mendominasi ketika bercakap denganmu, seketika aku tersadar bahwa akulah yang terlalu mengambil dunia dan seketika itu pula dengan izin Allaah aku mengagumimu, wahai saudariku muslimah.

Jiwa- jiwa itu duduk dengan antengnya suasana begitu tenang dan damai bersiap menerima ilmu-ilmu syar’i yang dipaparkan, tidak hanya menyimak dengan baik namun ditorehkan dalam secarik kertas yang siap dipahami dan diamalkan oleh jiwanya. Setiap waktu keberadaan buku dan pulpen senantiasa menjadi senjata dalam menorehkan ilmu, Imam Asy-Sya’bi pernah berkata:

“Apabila engkau mendengar sesuatu, maka tulislah sekali pun di tembok”.

Imam Syafi’i rahimahullah juga pernah bertutur,

الْعِلْمُ صَيْدٌ وَالْكِتَابَةُ قَيْدُهُ * قَيِّدْ صُيُوْدَكَ بِالْحِبَالِ الْوَاثِقَهْ

فَمِنَ الْحَمَاقَةِ أَنْ تَصِيْدَ غَزَالَةً وَتَتْرُكَهَا بَيْنَ الْخَلاَئِقِ طَالِقَهْ

Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya

Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat

Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang

Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja. (Diwan Asy-Syafi’i)

Ketika memandangpun jiwa terasa damai, betapa kedamaian dan ketenangan itu terasa jelas ketika berada dalam taman-taman syurga. Aku yang awalnya tidak mengenalmu, bahkan merasa wajah-wajah asing mengelilingiku namun kini diakrabkan, bukan akrab karena pekerjaan, sekolah ataupun bisnis, tapi karena Allaah.

Allaah mempertemukan dalam majelisNya, sama-sama mempelajari kitabullaah. Sungguh betapa indahnya pertemanan dengan landasan seperti ini sebab tidaklah ada pembicaraan yang tidak bermanfaat yang dibicarakan, tidaklah ada wajah-wajah tekuk nan kusam yang ditunjukkan, tidaklah ada tertawa diatas kesedihan teman atau hanya bercanda namun menyakitkan teman sungguh tidaklah ada melainkan ucapan-ucapan yang mengagungkan Allaah dan RasulNya ataupun melatunkan ayat-ayat suciNya, dan pendengaran sibuk menyimak dengan baik pemaparan Ilmu yang disampaikan oleh ustadz/ah tabarakallahu ta’ala.

Tak bisa ku tuangkan betapa kagumnya diri terhadap jiwa-jiwa yang bersemangat itu, tiada hari sibuk untuknya bisa hadir dalam kajian rutin kitab, betapa beruntungnya ketika dapat mengarahkan waktu untuk lebih memprioritaskan Allaah dibanding pekerjaan duniawi. Rasa syukur sekali lagi terucap kepada Allaah azza wa jalla atas nikmat persaudaraan diatas iman yang haq ini. Sadar bahwa berjama’ah tentu lebih ringan dan dijaga dibandingkan dengan sendiri, karena Syaitan pun lebih sulit menggoda.

Mungkin awalnya merasa asing hingga membuat kita ternyamankan dengan kesendirian yang tidak baik dalam perkara ini, terlebih pikiran-pikiran negatif terhadap seseorang kerap bermunculan dikarenakan syaitan, oleh karena itu jangan pernah sungkan untuk mengajaknya berkenalan, mulaikan dengan salam dan dilanjutkan dengan senyuman termanis yang kau siapkan untuknya. Karena orang yang baik ialah dia yang mudah dalam bergaul.

Marilah duduk dengan damai, duduk dalam kebersamaan, dalam berjama’ah, dalam perasaan saling mencintai semata karena Allaah, sekiranya dapat menaikkan iman yang semula lemah hingga dapat menumbuhkan kebaikan-kebaikan dalam persaudaraan dengan landasan mulia ini.

Google

Semoga dengan persaudaraan ini kita dapat saling mempertahankan ke-istiqomahan, menyalakan semangat tholabul’ilmi terus menerus menyala hingga akhir hayat. Semoga Allaah me-Ridhoi seluruh persaudaraan di muka bumi ini yang terajut dengan Iman karena Allaah. Aamiin.

Dari saudaramu yang ingin akrab dengan iman karena Allaah:)

Mataram, 27/03/19.

#SelfReminder; be a better to become Humanistik.

Kau tidak bisa membuat orang menyukaimu, kau tidak bisa membuat orang jadi sepaham dan sependapat denganmu. Karena walau wujud kita sama; sama-sama manusia, namun ada pola pikir dan karakter kita yang jelas berbeda. Dan begitupun sebaliknya, kau tidak bisa mengelak ketika orang tidak suka denganmu, benci bahkan iri denganmu; terlebih tanpa sebab.

Beratus-ratus tahun sebelum kau diciptakan, dilauhul mahfudz Nya ini semua sudah ditetapkan olehNya dan juga prihal hati yang dibolak-balik-kan tiada yang bisa menetapkan orang yang sekarang menyukai kita bahkan dekat dengan kita akan menyukai kita selamanya, tidak. DIA-lah pemilik sistem kerja hati manusia, dan kita? Tugas kita sebagai manusia terlebih dalam teori humanistik diartikan sebagai memanusiakan manusia, yah tepat.

Kita hanya dapat berlaku, bersikap dan berupaya untuk menjadi manusia yang baik; menunaikan kewajiban kita sebagai sesama kaum muslim, ada kewajiban dan hak yang harus ditunaikan dari kita kepada sesama. Prihal selebihnya, berserah diri-lah kepada Allaah. Do’a, semoga kita senantiasa berada dalam lingkungan yang baik terlebih yang mampu mendukung kita untuk lebih dekat kepada Sang Pencipta.

Mungkin, adakalanya diri harus bersikap cuek atau bodo-amat dari prilaku buruk ataupun perkataan buruk seseorang terhadap kita; agar hati tidak mudah baper berkepanjangan. Karena orang yang cerdas, ia yang mampu membuat dirinya cuek dalam perkara yang hanya mendatangkan musibah/dosa ketika ia memperdulikannya. Dia yang mampu mengontrol emosinya, tau untuk mengarahkan emosinya dalam hal-hal positif dan berlepas diri dari penurutan hawa nafsunya. Dia yang meninggalkan perdebatan dikala dia benar ataupun salah, tau jikalau Rasulullah telah mempersiapkan umatnya Rumah di Syurga maupun dipinggiran Syurga bagi yang meninggalkan perdebatan.

Oleh karenannya, Cerdaslah dihadapan Allaah untuk mencari keridhoanNya bukan hanya semata ingin terlihat cerdas dihadapan manusia yang ada hawa nafsu yang diikut sertakan, hanya ingin mendapatkan penilaian baik manusia.
Karena pada akhirnya seluruh anggota badan ini akan dimintai pertanggung jawabannya.

Dari Manusia biasa 🙂


Mataram, 26/03/19